Nyi Daksina memperhatikan sungguh kalimat terakhir yang diucapkan suaminya. Suasana hening sejenak. Kemudian Nyi Daksina bertanya “mengapa pula Aki lamar aku tempo dulu?”
“hahaha…” Ki Purwa tertawa sambil memperhatikan istrinya yang mesem sebab pertanyaannya sendiri. Sambil mesem pula Ki Purwa bertanya “apa kau tahu mengapa Nyai menerima lamaran ku dulu?”
“lha, malah balik nanya” tukas Nyi Daksina.
Ki Purwa tertawa lagi. Tapi istrinya malah mesem sambil menjawab “kan Aki bilang tadi, memberi alasan mengapa suka memang lebih sukar, kan?”.
Nyi Daksina telah selesai masak. Sementara Ki Purwa menyiapkan tikar dan memindahkan masakan istrinya. Sebelum berdoa yang biasa dipimpin Ki Purwa, mereka sempat tertawa. Mungkin suasana obrolan tentang Perasaan di dapur tadi masih terasa. Kemudian mereka makan seadanya. Seperti biasanya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar