Selasa, 21 April 2009

kekuasaan

itu saja

tuan, aku minta senyummu.

bukan, bukan tuan, bukan senyuhm yang karena aku.
tapi senyum yang karena kau hendak tersenyum kepadaku.

bandung 2006


kisruh kampusku
masa itu tepat akhir kepengurusanku di himpunan mahasisa. keadaan kacau. mungkin, mulanya dari perubahan sistem keoganisasian kampus waktu itu, menjadi sitem partai. cita-cita yang di usung dari perubahan itu, sederhananya, menjadikan pola organisasi kampus sebagai miniatur negara. harapannya, mahasiswa dapat belajar secara kenegaraan secara sistemik sejak dari kampus. maklum lah, kampus fisip. selalu ramai dengan topik sosial-politi.

entah pemantiknya, tiba-tiba kampus menjadi aneh (bagiku). para kativis (katanya) merbondong mendirikan partai mahasiswa. mereka berebut simpantisan. berbagai pola dilakukan. bahkan memerlukan biaya yang besar untuk ukuran mahasiswa. kampus berubah menjadi ranah politik praktis. perdebatan, pembusukan terhadap golongan selainnya, dan rupa-rupa model konflik seliweran di tempat belajar itu.

saling curiga tak terelakan. puncak kekisruhannya pada musyawarah besar (mubes). silakan anda bayangkan: jalannya musyawarah itu tak seperti biasanya, yang cuma tegang urat syaraf karena beradu argumen. pada saat itu, pertentangan hingga beradu fisik. kabarnya, bahkan ada yang membawa senjata semode golok. pokoknya, munsyawara itu berjalan seolah cuma dihadiri berandalan, orang yang pernah sekolah. musyawarah besar itu nampaknya dihadiri oleh bukan mahasiswa. hihihi...aneh masa itu memang...samape hadir tu pak polisi!

berbuntut
akibat dari itu, musyawarah besar gagal total. dan kampus tercinta memasuki krisis-politik. AD/ART sebagai pedoman azasi entah bagaimana nasibnya. hingga mahasiswa yang tadinya ke kampus cuma kuliah atau kongkow-kongkow, berubah menjadi aktivis. bahkan ganster dari kalangan mahasiswa seliwaran di kampus. nah, untuk yang ni...lebih aneh lagi...ada ternyata mahasiswa yang mengklaem sebagai gangster!

singkatnya...kampus ga lagi nyaman utuk disebut sebagai tempat siswa yang di mahakan, mahasiswa.

dan sekarang
mahasiswa seperti koma (ga mati dan ga hidup). jarang sekali nampak gerombolan orang yang berdiskusi. (kecuali kumpulan yang sedang curhat tentang gaya-hidup).

tentu saja masih ada yang memerhatikan tridharma universitas dan sebisa mungkin melaksanakannya. dan untuk mereka aku haturkan hormat

(itulah sebagian inspirasiku dalam "itu saja" yang ku aksarakan, yang cuma seperti sajak)

Tidak ada komentar: