"bedanya banyak, Nyi. meskipun punya tugas sama".
"iya juga ya, Ki. Cucu kita baru sembuh setelah di obati dukun di kampung tetangga. tapi kenapa mereka bilang dukun itu ga rasional?"
"memangnya Nyai tau rasional itu apa, he?"
Nyi Daksina mengerutkan dahinya, mengingat-ngingat barangkali ia pernah mendengat yang dimaksud rasional. tapi ia hanya ingat bahwa kata itu sering ia dengar dari cucunya. itu pun bila cucunya datang berkunjung dan berbincang-bincang dengan teman-temannya.
"ha...ga tau, kan?" tanya Ki Purwa sambil senyum menggoda Nyai.
"lha...Aki?"
"hehehe..." rupanya Ki Purwa tak yakin. "yang Aki tau, baru bisa ngarti bila kita sudah mengaji. doker ngarti kedokerannya kan sebab dokter sudah mengaji kedokteran?"
"hm" Nyi Daksina menanggapi sambil mengangguk mengiyakan.
rupanya Nyi Daksina masih panasaran pada si Rasional. "jadi...rasional nya Ki?"
"halah..Nyai Nyai...rasional nya masih nyumput, Nyi! hehehehe..." jawab Ki Purwa sambil menyiapkan alat dinasnya, golok dan cangkul. kemudian pamit kepada istrinya.
Ki Purwa ke sawah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar