Aku aksarakan untuknya, untuk ku simpan saja. Ku simpan saja, sebab "aku sembunyikan kata cintaku diantara kasih dan sayang, agar aku bersamamu".
Seolah tak yakin, karena aku tak meyakinkannya, tersipu ia berkata entah kepada siapa: "ini pasti untuk ku." Dia menyebut namanya, bukan 'ku'. Senyumku menundukan wajahnya. "kamu yakin?" tanyaku, merona pipinya.
Terakhir dia ungkapkan "aku ingin duduk dekatmu. Tapi malu. Ingin seperti dulu waktu...." tak diteruskannya ketika aku tatap. Jarang aku menatapnya. Ah, dia, cerdas, lincah, tapi pemalu juga. Lebih kurang lima minggu sebelumya aku tanyai dia, kamu kangen? Maaf, jawabnya, ngga.
Ku memberi jarak sebaris saja dan ku akhiri catatan itu dengan "maafkan aku, ketika kau tersenyum aku jatuhcinta." Ku juduli kini, "Cukup Itu Saja" untuk tuanganrasaku 9 tahun kemarin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar