Minggu, 01 Februari 2009

Pelestarian Hutan

memang semakin aneh-aneh. ada yang berkoar lestaikan lingkungan; hentikan pembalakan liar; hayu kembali ke alam; dan saneskara lainnya. demikian, mungkin, sebab semakin suburnya kesadaran bahwa manusia adalah bagian kecil dari semesta.

yang terasa aneh: penguasa menganjurkan untuk sama-sama menjaga hutan tercinta. tetapi, diantara mereka pula yang memberi izin membabat hutan. (penguasa yang aku maksud: siapapun yang memiliki kemampuan--ya duitnya, jejaring ke pemerintahnya, dan segala yang menyokong itu).

aku ingat puisi temanku aku harus bagaimana? judulnya. kenyataan di atas, membikin aku penasaran hendak bertanya: aku harus bagaimana?

1 komentar:

aisya mengatakan...

issue pelestarian lingkungan hanyalah slogan dinegeri kita..
dahsyat gaungnya ketika 5 april dan 22 juni tiba.ratusan mahasiswa,puluhan muka yang mengatasnamakan komunitas peduli ini itu....
lalu menguap seiring berlalunya hari keramat itu...
tetap saja pembukaan lahan dilanjutkan,pembangunan suaka marga satwa,kebun raya diteruskan.membungkam mulut pribumi yg hendak memperjuangkan hak atas perutnya, hak atas buminya..
aku lelah dg semua kebohongan.dan aku lebih malu ketika diriku hanya bisa menikmati keindahannya bumiku saja, tanpa menyelamatkannya..

**smg mereka ta prnh bosan bersuara, (spt diriku)..