Sabtu, 20 Juni 2009

Penasaran

Masa ke masa. Siang. Malam. Langit. Bumi. Penghujan. Kemarau. Susah. Senang. Derita. Bahagia. Tersenyum. Terbahak. Murung. Menangis. Semangat. Malas. Jaga. Tidur. Soalan. Jawaban. Setiap makhluk yang mengaku manusia. Setiap gerak dan diamnya mengundang tanya. Bertanya juga meskipun ingin tahu sekedarnya. Tak lelah karena zaman, makhluk ini rajin bertanya. Bahkan manusia mampu bertanya 'mengapa bertanya 'mengapa'?". Tekun sangat ciptaan yang disebut manusia ini dalam bertanya. Keberaniannya menyerupai kelancangan. Tak cuma sesamanya, Pencipta pun dibikin binasa. "Ah..manusia..tidak lelah kah hidup bersama pemasaran". Gara-gara pemasaran banyak kemajuan. Ada pesawat. Ada kapal. Ada mobil. Ada motor. Sepeda juga. Kuda kaki empat, yang makan rumput dan bisa beranak, masih ada juga. Tak puas. Bikin radio. Bikin TV. Bikin telepon. Bikin HP. Ada internet. Itu, internet, yang biasa dipake nampang itu. Bisa chating juga, lho. Manusia bisa memaksa keadaan. Hebat. Tapi seringnya dipaksa keadaan. Menciptakan ragam barang. Biar lebih mudah dan nyaman, katanya. Ya. Sambil duduk-duduk atau gelelengan juga bisa ngobrol. Lebih canggihnya lagi, kita bisa bertatapan lewat layar kecil pun. Saling mendengar. Seolah kita dekat dibuatnya. Bahkan ia pandai menyihir. Kita berhubungan tanpa mesti saling menyentuh, tanpa berhadapa atau berdampingan atau belakang-belakangan. Ah, manusia, bisa aja. Kebanyakan belum sempat berfikir sudah terperangah. Tergopoh-gopoh mengagumi teknologi. Yang memudahkan. Yang mengamankan. Yang bikin nyaman pula. Yang bikin resah. Yang bikin getar-getir. Yang bikin congkak. Ya, teknologi. Ia menjelma seolah segalanya. Kadang mendekatkan yang jauh. Selamatkan yang sekarat. Kadang memisahkan sangat jauh, jauh, jauh, hingga yang segar pun binasa. "duh, manusia, masih betah juga dengan penasarannya. Dengan bertanya sekedar ingin tahu. Sekedar ingin tahu saja!"

Juni 2009 Parigimulya

Tidak ada komentar: